Sharing is caring

Thursday 5 August 2021

Memaknai Kehidupan Dengan Berbaik Sangka Kepada Tuhan

 Hidup adalah perjalan yang sangat panjang, yang mana kita tidak pernah tahu dititik mana kita akan sampai di garis akhir. Karena sejatinya hidup adalah sebaik-baiknya kita berproses di kehidupan itu sendiri. Meski sering dihadapkan dengan berbagai pilihan dan selalu menemukan persimpangan, hingga sebuah keraguan selalu terselip didalamnya akan tetapi pada akhirnya kita mempunyai keyakinan untuk menentukan bagaimana arah kehidupan selanjutnya.

Hidup itu juga tidak melulu bahagia terkadang duka pun juga akan kita alami. Ibarat pegunungan banyak tanjakan dan juga turunan yang harus dilalui. Bahkan terkadang kita dituntut lebih kuat untuk bisa melaluinya dengan berbekal usaha keras, doa dan juga harapan. Sehingga kita dapat sampai pada tujuan yang sesuai dengan apa yang kita harapkan dan tidak mengecewakan.

Tetapi ada satu hal yang menarik jika kita memaknai kehidupan dengan sudut pandang yang baik. Mengganggap apapun yang terjadi di kehidupan kita memang sudah rencana dari Tuhan dan memang itu semua sudah waktunya terjadi. kita sebagai hamba-Nya harus bisa menerima itu semua dengan lapang. Dan hal penting dalam hidup adalah bukan tentang apa yang bisa kita raih akan tetapi seberapa banyak kita bersyukur dengan segala nikmat yang sudah kita dapat dan juga seberapa kita bermanfaat untuk sesama. Bukan sejauh mana level pencapaian kita tetapi seberapa besar kita dapat mensyukuri apa yang telah Tuhan beri.

Hidup itu memang penuh dengan berbagai masalah dan Tuhan menciptakan manusia pun pasti ada tujuannya supaya dapat menyelesaikan masalah yang ada. Jika hidup kita selalu dihadapkan dengan masalah artinya kita sudah dipercaya oleh Tuhan karena kita mampu dan kuat menghadapinya. Meskipun banyak batu sandungan dalam kehidupan, hal itulah yang akan mendewasakan. Hidup memang tentang menerima pemberian-Nya, namun bukan lantas kita tidak berbuat apapun, kita harus tetap mengusahakan apa yang telah kita harapkan supaya tidak hanya menjadi angan semata. Justru dengan kita menjalani kehidupan kita akan belajar untuk memaknai kehidupan dengan cara merencanakan sesuatu untuk dilakukan di masa yang akan datang. Bukankah, kita sebagai manusia hanya mampu merencanakan akan tetapi Tuhan lah yang sangat berhak menentukan.

Jadi apapun yang terjadi dalam hidupmu terimalah dengan baik, cintailah dirimu seperti sebaik-baiknya Tuhan menciptakanmu, rencanakan apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang, dan jangan lupa untuk selalu melibatkan Tuhan di dalam kehidupan. Karena hidup sudah indah adanya, yang perlu kita lakukan adalah menikmati dan menjalaninya. Berbaik sangkalah kepada Tuhan karena hanya Dia yang sungguh-sungguh mengetahui apapun yang terbaik untuk kita.

Wednesday 4 August 2021

Cerita Hari Ini

 Pernah nggak kamu ngerasin orang tersayang pergi selama-lamanya?

Semenjak hal ini terjadi, aku merasa ada yang berubah dari diri aku sendiri. Aku menjadi perempuan yang lebih mandiri, yang nyatanya hingga sampai detik ini aku bisa melakukan banyak hal. Mesipun nggak menutup kemungkinan kalau apa yang aku lakukan nggak selalu baik, hanya saja aku pengen untuk berbuat baik tanpa memedulikan omongan orang.

Ketika bapakku meninggal, tepatnya pada saat aku baru saja masuk di bangku kuliah. Aku benar-benar ngerasa jatuh, kayak dunia ini runtuh dan aku hopeless dengan hidupku, aku berfikir kalau tanpa bapak aku nggak bakal bisa jadi apa-apa dan aku harus mengubur keinginan untuk melanjutkan kuliah. Sedih banget waktu itu, sampai nangis pun sepertinya udah nggak bisa lagi dan Cuma bisa bilang ya, sudahlah.

Beberapa tahun berjalan, aku juga memutuskan untuk kuliah dengan biaya yang dikatakan lumayan minim. Aku juga mulai aktif organisasi, dan mencoba untuk ikut event dikampus yang kebetulan saat itu aku mengikuti Wall Climbing Competition yang mana aku diajukan mewakili kampus oleh senior organisasi. Awalnya sempat ragu karena ini pengalaman pertama dalam mengikuti wall climbing namun, aku berhasil menjadi 8 besar. Dan setelah berhasil, aku ditawari oleh Wakil Direksi untuk mendapatkan bea siswa. Hal ini sangat membuat aku begitu semangat berlatih, untuk mengikuti PORSENI. Tapi memang belum rezeki, ketika sudah H-2 aku jatuh sakit dan harus opname selama 2 minggu. Singkat cerita, tahun 2016 bulan Oktober aku dinyatakan lulus kuliah, dan 2017 awal aku diterima kerja hingga saat ini.


Syukur Alhamdulillah aku masih bisa sampai di titik sekarang. Memang hidup nggak selalu manis seperti apa yang kita harapkan, tetapi nyatanya kita bisa lewati itu semua. Dan apapun yang terjadi dikehidupan itu harus disyukuri dan juga diikhlaskan karena aku percaya selalu ada hal-hal baik yang terkadang tidak difikirkan oleh manusia akan tetapi itu sudah menjadi rencana Allah. Mungkin saat ini Bapak sudah meninggal dan sudah tenang disana tetapi semangat dan semua kebaikan Bapak selalu melekat dihati. Dan teruntuk Ibukku, terimakasih berkat dukungan dan doa baik Ibu aku bisa berdiri sampai saat ini.

Salam, Anakmu

Tuesday 13 March 2018



PERANCANGAN

MESIN PENCETAK KRUPUK


                 Disusun Oleh :




Lesty Nuri Fermila
              



            
     






Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata kuliah Tugas Perancangan 2 ini. Tidak sedikit kendala yang menghadang penyusun dalam menyelesaikan tugasnya, namun berkat Rahmat dan HidayahNya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Desain dan Manufaktur ini.
Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat Sains Terapan pada jurusan Teknik Desain Manufaktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Penyusun harus mengakui, laporan ini masih jauh dari sempurna, semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun sebagai manusia biasa. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang terjadi dalam penyusunan laporan dan Gambar Tugas Perancangan 4 ini.
Namun penyusun  tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun secara pribadi dan semuanya pada umumnya.






                                           Penulis





Daftar Isi

Halaman Judul .............................................................................................................. i
Lembar Penilaian.......................................................................................................... ii
Halaman Pengesahan.................................................................................................... 1
Kata Pengantar............................................................................................................. 2
Daftar Isi...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang............................................................................................ 4
I.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 5
I.3 Batasan Masalah......................................................................................... 6
I.4 Tujuan dan Manfaat.................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Keunggulan Mesin.................................................................................... 7
II.2 Potensi Aplikasi......................................................................................... 7
II.3 Prinsip Kerja.............................................................................................. 8
BAB III PERHITUNGAN
III.1 Desain mesin............................................................................................ 9
III.2 Spesifikasi Mesin................................................................................... 10
III.3 Perhitungan Manual............................................................................... 10
III.4 Perhitungan Dengan Menggunakan Excel....................................... 15
BAB IV PENUTUP
IV.1 Simpulan................................................................................................ 16
IV.2 Saran...................................................................................................... 16
Lampiran Gambar................................................................................................. 17
           





BAB I
PENDAHULUAN

I. 1  Latar Belakang
Krupuk adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung tapioka dicampur dengan tepung pati,  air, garam dan bumbu penyedap secukupnya dengan perbandingan 50 kg tapioka : 20 kg pati : 10 liter. Berhasil atau tidaknya dalam pembuatan krupuk ini tergantung pada adonan bahan yang digunakan dan keadaan cuaca.
Dalam rangka memudahkan para produsen krupuk dengan ini saya akan membuat rancang bangun mesin pembuat cetakan krupuk dengan sistem screw horisontal dan conveyor. Kelebihan mesin ini dapat menggantikan proses pembuatan cetakan yang selama ini dilakukan secara manual, kapasitas produksi besar, membutuhkan waktu produksi singkat dan tenaga cukup satu orang. Permasalahan pada pengrajin ini mengakibatkan proses produksi krupuk terhambat dan tidak bisa mencapai target. Selama ini adonan krupuk banyak yang terbuang.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh pengrajin krupuk adalah pada saat proses penekanan adonan dalam mesin cetak masih bersifat tradisional yang mengandalkan tenaga manusia dengan cara pedal pada proses penekanan adonan sehingga adonan banyak yang reject. Hal ini mengakibatkan bahan baku yang dibutuhkan banyak dan jumlah produksinya terbatas,sehingga pengrajin krupuk tidak dapat memenuhi permintaan konsumen secara tepat waktu. Selain itu krupuk yang dihasilkan kualitasnya rendah dari bentuk, ukuran, keretakan yang pada akhirnya daya jual rendah.
Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat, memerlukan lebih banyak bahan pangan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Berbagai jenis makanan baik makanan basah maupun makanan kering dalam berbagai bentuk, warna dan cita rasa menjadi kebutuhan manusia.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh industri kecil krupuk yang adalah pada saat proses pencetakan adonan, masih bersifat manual yang mengandalkan tenaga manusia sehingga antara adonan yang keluar dari arah vertikal dengan proses cetak tidak imbang, banyak bahan adonan yang reject, waktu produksi lama, kapasitas produksi terbatas,  produk kurang higienis, kualitas produk rendah, ketebalan dan ukuran krupuk tidak sama (besar-kecil). Hal ini mengakibatkan proses produksi terhambat, jumlah produksinya terbatas, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan konsumen secara tepat waktu.
Kapasitas produksi krupuk apabila dilakukan secara manual rata-rata mencapai 70 kg bahan baku yang dapat menghasilkan 5.600 biji krupuk/hari. Apabila mengunakan mesin screw horisontal, kapasitas produksi bisa mencapai 200 kg/jam atau 16 kwintal/hari bahan baku yang dapat menghasilkan 128.000 biji krupuk/hari, sehingga kapasitas produksi dan keuntungan yang diperoleh meningkat.
Mesin krupuk dengan sistem screw horisontal yang digunakan untuk menekan adonan makanan untuk membentuk selendang hingga homogen dan memotong menjadi potongan-potongan sesuai ukuran yang dibutuhkan. Adapun ketebalan produk makanan dapat dilakukan dengan mengatur jarak antar screw horisontal.
Sistem Screw horisontal adalah proses penekanan adonan makanan yang menggunakan ke dalam barrel agar adonan keluar melalui lubang cetakan. Screw ini dibuat dari bahan St 304 Stainless, agar hiegienitas produk makanan terjamin.
Dengan penerapan mesin pembuat cetakan krupuk ini dapat meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi bahan baku sehingga keuntungan pengrajin krupuk meningkat.

I.2        Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam laporan tugas perancangan IV  ini adalah :
1.         Bagaimana merencanakan dan merancang sebuah mesin pencetak krupuk berkapasitas 128.000 biji/hari.
2.         Menghitung konstruksi dari mesin pencetak krupuk.
3.         Bagaimana hasil analisa elemen hingga dari perhitungan struktur mesin pencetak krupuk.
4.         Membuat gambar rencana umum dari mesin pencetak krupuk.
5.         Membuat gambar kerja dari mesin pencetak krupuk.

I.3        Batasan Masalah
Batasan masalah yang dibahas dalam laporan tugas perancangan II  ini adalah :
1.      Merencanakan mesin pencetak krupuk berkapasitas 128.000 biji/hari dengan daya mesin ½ HP.
2.      Bahan yang digunakan adalah baja konstruksi yang memiliki σa= 400 N/mm2,   sf= 4 dan σb= 100 N/mm2.
3.      Menganalisa elemen hingga dengan menggunakan software MSC. Patran2005r2.
4.      Gambar menggunakan standard ISO.

I.4   Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat laporan tugas perancangan II  ini adalah :
1.      Mampu merencanakan dan merancang mesin pencetak krupuk.
2.      Mampu menghitung konstruksi dari mesin pencetak krupuk.
3.      Mampu menganalisa dan membuat gambar kerja mesin pencetak krupuk.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1     Keunggulan Teknologi Mesin Krupuk
1.      Kapasitas produksi besar (128.000 biji krupuk/hari) sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen seiring dengan meningkatnya keuntungan
2.      Perawatan mudan dan sederhana
3.      Kualitas produk yang dihasilkan lebih baik dengan bentuk dan ukuran sama, minimnya tingkat keretakan.
4.      Pengoperasian mudah
5.      Mesin ini bekerja dengan sistem penggerak motor listrik sehingga tidak tergantung pada kekuatan tenaga manusia.
6.      Bersifat multifungsi, karena dapat digunakan untuk mencetak adonan untuk jenis  produk makanan lain yang sejenis.
7.      Umur teknis lama
8.      Penekanan adonan menggunakan screw posisi horisontal, sehingga proses produksi cepat, tingkat homogenitasnya lebih tinggi dan kualitas produk semakin meningkat.

II.2      Potensi Aplikasi
Mesin pembuat krupuk dengan sistem screw horisontal yang dirancang bangun ini mampu melakukan proses pembuatan model krupuk dan jenis makanan lain yang sejenis yang selama ini dilakukan secara manual. Mesin krupuk ini mempunyai potensi aplikasi yang multifungsi, mengingat disamping untuk membuat berbagai macam bentuk krupuk, mesin ini juga dapat digunakan untuk membuat mie, bihun, rambak asoi, getuk, dengan cara mengganti cetakan saja.
Produk yang dihasilkan menggunakan mesin dengan sistem screw horisontal ini mempunyai kualitas yang lebih bagus ditinjau dari bentuk, ukuran, kepadatan bahan, kekenyalan, kadar air dan minimnya tingkat keretakan produk. Mesin ini mampu meningkatkan kapasitas produksi karak mencapai 200 kg /jam. Dengan mesin sistem screw horisontal ini, dapat memberdayakan industri makanan dan meningkatkan harga jual produk sehingga keuntungan meningkat.

II.3      Prinsip Kerja Mesin Krupuk Sistem Screw Horisontal
1.      Mesin dihidupkan dan dilakukan set up mesin
2.      Adonan makanan dimasukkan dalam hopper (corong masuk).
Dalam pembuatan adonan ini, bahan baku berupa tepung tapioka sebanyak 50 kg dicampur dengan 20 kg tepung pati dan ditambahkan bumbu serata air secukupnya. Apabila menghendaki krupuk yang berwarna, agar kelihatan menarik, maka tambahkan pewarna secukupnya.
3.      Adonan tersebut selanjutnya diaduk di dalam hopper menggunakan pengaduk dari bahan St 304 stainless hingga homogen.
4.      Adonan masuk ke dalam barrel, ditekan oleh screw horisontal
5.      Adonan akan turun melalui lubang-lubang cetakan membentuk krupuk sesuai model yang diinginkan dengan cara mengganti cetakan.
6.      Krupuk yang dihasilkan akan melewati conveyor.
7.      Sisa-sisa adonan yang menempel pada krupuk akan dipotong dengan pisau potong diujung conveyor.
8.      Selanjutnya krupuk yang dihasilkan diproses lebih lanjut yaitu pengukusan, penirisan, penjemuran, sangrai, digoreng, dan dikemas.






BAB III
PERHITUNGAN

III.1    Desain Mesin Pencetak Krupuk
Gb.1 General Arrangement Mesin Pencetak Krupuk






Desain gambar mesin krupuk terdiri dari beberapa komponen utama dan komponen pendukung yaitu :
1.      Reducer
2.      Rangka Utama
3.      Motor Listrik
4.      Penutup Rantai
5.      Rangka Mesin
6.      Hopper
7.      Screw
8.      Pengaduk ganda
9.      Conveyor
10.  Pulley + belt
11.  Pemotong
12.  Bearing
13.  Inverter

III.2    Spesifikasi Mesin Pencetak Krupuk
·         Type                                     : Mesin Pencetak Krupuk
·         Kapasitas                              : 128.000 biji/hari
·         Penggerak motor                  : ½ HP
·         Daya Conveyor                   : ½ HP
·         Dimensi                                : 1.375 x 500 x 940
·         Listrik                                  : 500 Watt
·         Sistem                                  : Screw dan Transmisi
III.3    Perhitungan Manual Mesin
1)      Perhitungan Konstruksi Mesin
       Estimasi Beban :
Bagian-Bagian Mesin
Berat
Hopper
2.5
kg
Reducer
30.5
kg
Tabung Silinder
4.15
kg
Screw Conveyor
12
kg
Poros
1
kg
Plat atas meja
41
kg
Penyangga2
20
kg
Berat adonan/ masukan
5
kg
Total
116.15
kg
10% beban tambahan
11.615
kg
Jumlah
127.765
kg
Pembulatan
130
kg

2. Perhitungan Profil



3. Kapasitas adonan

    m = 50 kg
    
    t = 3600 s
    
   Q = m/t

       = 50/3600 
       
       = 0.013889 kg/s

3. Komponen mesin













4. Perhitungan kopling



BAB IV
PENUTUP

IV.1     Simpulan
Dari hasil pembahasan yang diuraikan pada laporan tugas perancangan ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melakukan perancangan hal pertama yang harus dilakukan
adalah menentukan ukuran-ukuran utama dari mesin yang akan dirancang.
2. Melakukan perhitungan pada bagian-bagian yang akan dirancang.
Menentukan jenis material yang akan digunakan karena akan sangat berpengaruh terhadap  perhitungan tersebut. Pilihlah material yang ada dipasaran  dan sesuai dengan Standart Nasional Indonesia untuk mempermudah dalam perancangan crane tersebut. Perhitungan tersebut harus sesuai dengan standart yang telah ditentukan agar memiliki faktor keamanan. Untuk komponen-komponen yang sederhana, sebaiknya menggunakan produk yang sudah ada dipasaran karena akan mempermudah dalam proses perancangan.
3. Gambar kerja yang dibuat harus sesuai dengan standart yang telah
ditentukan, yaitu ISO. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan gambar kerja yang telah dibuat.

IV.2     Saran
Dalam melakukan perancangan, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mencari data atau informasi yang dibutuhkan sebagai pembanding dalam melakukan perancangan, misalnya adalah gambar desain, jenis material yang digunakan, prinsip kerja, komponen yang akan dirancang, standart-standart yang digunakan, dan lain-lain.






                                                          LAMPIRAN









Wednesday 30 September 2015

Laporan pillar jib crane

LAPORAN
PILLAR JIB CRANE DENGAN SWL 500 KG
DAN BERAT KONSTRUKSI 180 KG










Disusun Oleh :
Lesty Nuri Fermila                (6612040027)


TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Industri yang ada hubungannya dengan baja dewasa ini sangat berkembang pesat, termasuk di Indonesia.Seiring dengan pesatnya sektor ini, maka perlu diiringi dengan tersedianya alat-alat yang mampu membantu mengangkat bahan-bahan industri di Indonesia. Di Indonesia, sektor industri ini masih sangat tertinggal jauh dengan negara-negara lain, jangankan untuk bersaing dilevel Asia Tenggara saja kita masih tertinggal jauh dari negara tetangga. Hal inilah yang membuat penulis terpacu untuk merancang sebuah pesawat angkat guna membantu sektor industri untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Karena negara Indonesia merupakan kawasan yang lebih luas perairan daripada daratan, maka banyak juga industry yang bergerak dalam bidang perkapalan untuk mebuat kapal dengan fungsi untuk memudahkan transportasi industri dikawasan perairan. Dalam pembuatan kapal, harus mempertimbangkan perlengkapan yang digunakan dalam kapal tersebut ketika beroperasi. Tidak hanya mesin dan perlengkapan pendukung lainnya yang penting digunakan dalam perlengkapan kapal namun, alat bongkar muat yang digunakan untuk pemindahan barang pun harus diperhitungkan pembuatannya supaya kapal dapat beroperasi dengan optimal. Alat bongkar muat yang digunakan oleh kapal kebanyakan seperti jib crane. Oleh karena itu penyusun, berminat menyusun tugas dengan perancangan pillar jib crane dengan SWL 500 kg dan berat konstruksi 180 kg pada kapal crew boat.
 Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk mengangkat dan menurunkan material secara vertikal dan memindahkannya secara horizontal. Crane dilengkapi dengan beragai peralatan untuk memudahkan pekerjaan atau pergerakan dari crane tersebut. Crane biasanya digunakan pada industri transportasi untuk memuat atau membongkar muatan barang, peti kemas dan lain sebagainya. Pada industri konstruksi bangunan digunakan untuk memindahkan material bangunan atau memasang peralatan berat di atas ketinggian tertentu.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam laporan ini adalah :
1.      Bagaimana merencanakan dan merancang sebuah pillar jib crane yang memiliki
SWL 500 kg dengan berat konstruksi kurang lebih 180 kg.
2.   Menghitung konstruksi dari pillar jib crane SWL 500 kg.
3.   Bagaimana hasil analisa elemen hingga dari perhitungan struktur pillar jib crane
SWL 500 kg.

1.3    Batasan Masalah
1        Merencanakan pesawat angkat jenis pillar jib crane.
  1. Bahan yang digunakan adalah material Aluminium 6061 T6 yang memiliki σu=310 N/mm2, Sf =3.7 dan σy= 276N/mm2.
  2. Menganalisa dengan software autodesk inventor.

1.4    Tujuan
Dari latarbelakang yang sudah dipaparkan diatas, adapun tujuan dalam pembuatan crane :
1.      Mampu merencanakan crane dengan SWL 500 kg dan berat konstruksi 180 kg.
2.      Dapat mengkalkulasi perencanaan dalam pembuatan crane.
3.      Dapat menganalisan jenis crane yang dibuat dengan software autodesk inventor.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pesawat angkat
Pesawat angkat adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodik yang didesain alat pengangkat dan pemindah muatan yang dapat digantungkan secara bebas atau diikat pada crane.
macam-macam pesawat angkat dan angkut :
a.       Crane
b.      Elevator
c.       Conveyor
d.      Ovheader
e.       Crawler Crane
Pesawat pengangkat dan pengangkut dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Eksternal Transport : pengangkutan barang atau material dari luar unit kegiatan
kedalam kegiatan atau sebaliknya.
2.      Internal Transport : pengangkutan barang atau material didalam unit kegiatan
atau pabrik.
Dalam dunia industri, crane memiliki fungsi yang penting yaitu sebagai sarana angkat-angkut semua aktifitas, termasuk keperluan logistik, material keperluan operasi, suku cadang, instalasi fasilitas baru, perbaikan, transportasi karyawan dan lain-lain.

2.2    Definisi Crane
Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk mengangkat dan menurunkan material secara vertikal dan memindahkannya secara horizontal. Crane dilengkapi dengan beragai peralatan untuk memudahkan pekerjaan atau pergerakan dari crane tersebut. Crane biasanya digunakan pada industri transportasi untuk memuat atau membongkar muatan barang, peti kemas dan lain sebagainya. Pada industri konstruksi bangunan digunakan untuk memindahkan material bangunan atau memasang peralatan berat di atas ketinggian tertentu. Crane tersebut memiliki beberapa kelemahan didalam pengoperasiannya,salah satunya yaitu ketika sistem pengangkatan beban terlebih dahulu ditentukan titik kesetimbangannya, sehingga pekerjaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
Crane memiliki beberapa bagian utama yaitu jib atau boom, hoist, trolley. dan selling :
a.       Jib atau boom merupakan lengan crane yang terdiri dari elemen-elemen besi yang tersusun dalam sistem rangka batang. Panjang jib menentukan maksimum panjang jangkauan horizontal crane dan kapasitas beban maksimum tergantung pada jenis crane yang digunakan.
b.      Counter jib berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap boom yang terpasang. Counter jib dilengkapi dengan counterweight yang berfungsi sebagai beban yang melawan beban yang diangkat oleh crane.
c.       Hoist merupakan bagian crane yang berfungsi sebagai alat angkat vertikal
d.      Trolley merupakan bagian crane yang berfungsi sebagai alat angkat horisontal.
e.       Selling merupakan bagian crane berupa kabel baja dan merupakan bagian dari hoist.
f.       Mast section, adalah bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari tower crane, dimana pemasangan tiap-tiap mast section dibantu dengan alat hidrolik untuk menyusun mast section tersebut ke arah vertikal.
g.      Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame). Setelah ketinggian tower crane melampaui batas free standing yang diijinkan oleh pabrik pembuat, tower crane harus dipasang sabuk pengaman (tie beam) yang diikatkan pada bangunan (kolom). Dalam pemasangannya, harus diperhatikan kekuatan bracing agar konstruksi stabil menerima beban tarik dan tekan.


Beberapa tipe crane yang umum dipakai adalah:
1.      Crawler Crane









2.2.1 Crawler crane
Crawler crane adalah suatu mesin pengangkat yang bersifat dinamis, dalam arti mesin ini tidak hanya bekerja pada satu tempat, tetapi dapat pula melakukan perpindahan tempat saat pengangkatan beban. Akhir-akhir ini penggunaan crawler crane semakin banyak digunakan, karena mesin jenis ini dapat melayani 4 macam gerakan untuk melakukan gerak pengangkatan beban, dan juga kelebihan lainnya dari mesin ini dapat beroperasi pada medan kerja yang tidak rata.
Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 3600. dengan roda crawler maka crane tipe ini dapat bergerak didalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya. Pada saat crane akan digunakan diproyek lain maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan pengangkutan.
            Crawler crane adalah suatu mesin pengangkat yang bersifat dinamis, dalam arti mesin ini tidak hanya bekerja pada satu tempat, tetapi dapat pula melakukan perpindahan tempat saat pengangkatan beban.Akhir-akhir ini penggunaan crawler crane semakin banyak digunakan, karena mesin jenis ini dapat melayani 4 macam gerakan untuk melakukan gerak pengangkatan beban, dan juga kelebihan lainnya dari mesin ini dapat beroperasi pada medan kerja yang tidak rata.
Dalam pengoperasiannya mesin ini dapat melakukan kerja pengangkatan beban secara vertical dan dikombinasi dengan gerakan yang lain, misalnya : gerak putaran (slewing), gerak maju dan mundur (travelling), maupun gerak luffling. Sumber tenaganya diperoleh dari mesin diesel yang terpasang dari mesin tersebut. Kemudian disalurkan ke peralatan-peralatan lain yna juga terpasang pada konstruksi rangka mesin tersebut melalui transmisi rantai dan transmisi roda gigi yang hasil nya dapat menghasilkan energy.Secara keseluruhan mekanisme pengaturan gerakan pada mesin ini mempunyai konstruksi yang tidak sederhana, karena semua peralatan hampir terletak pada suatu konstruksi yang tidak terlalu luas tempatnya.

Bagian-bagian utama clawler crane ini dibagi menjadi 2, yaitu: bagian-bagian utama mesin yang berada diatas rangka (chassis) dan bagian-bagian yang berada dibawah kerangka. Struktur bagian atas terdiri atas : Deck, berat penyeimbang (balancer), kabin, boom (lengan), mesin penggerak utama, mekanisme untuk gerakan hoisting (pengangkatan), mekanisme untuk gerak Derek (luffing),dan mekanisme untuk gerak travelling. Struktur bagian bawah terdiri dari : rangka (chassis), meja putar (turn-table), sepatu-sepatu baja (track-shoe), sprocket dan rantai, mekanisme untuk gerak travvelling.
2.      Truck Crane






2.2.2        Truck Crane
Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lainnya tanpa bantuan dari alat pengangkutan. Akan tetapi bagian dari crane tetap harus dibongkar untuk mempermudah perpindahan. Seperti halnya crawler crane, truck crane ini dapat berputar 360 derajat. untuk menjaga keseimbangan alat, truck crane memiliki kaki. Di dalam pengoperasiannya kaki tersebut harus dipasangkan dan roda diangkat dari tanah sehingga keselamatan pengoperasian dengan boom yang panjang akan terjaga.


3.      Tower dan Jib Crane









2.2.3 Tower Crane dan Jib crane
Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang terbatas. Tipe crane ini dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri yaitu crane yang dapat berdiri bebas (free standing crane), crane diatas rel (rail mounted crane), crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower crane) dan crane panjat (climbing crane).

Cara kerja tower crane :
a.              Mekanisme Pengangkat (hoisting mechanisme).
Digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang dikehendaki. Cara kerja mekanisme pengangkat pada tower crane adalah: motor penggerak menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kemudian dari drum penggulung tersebut diteruskan kesistem puli. Setelah itu kabel baja tersebut pada ujungnya dipasang kait, yang fungsinya untuk menaruh muatan yang akan dipindahkan. Apabila mau melakukan pengangkatan atau penurunan muatan maka kita tinggal menghidupkan motor penggerak yang akan memutar drum penggulung kabel baja tersebut.
b.              Mekanisme Penjalan (traveling mechanisme).
Digunakan untuk memindahkan muatan (beban) sepanjang lengan crane (pengangkat) secara horizontal. Cara kerja mekanisme gerak berjalan (trolley) pada tower crane adalah motor penggerak yang dihubungkan lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja yang dihubungkan dengan sistem puli yang pada ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan pengangkat tersebut.
c.              Mekanisme Pemutar (slewing mechanisme).
Digunakan untuk memindahkan beban sejauh radius lengan pengangkatannya. Cara kerja mekanisme pemutar adalah: motor penggerak pada mekanisme pemutar yang dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuanya untuk menurunkan putaran yang dihasilkan dari motor penggerak. Dari putaran yang masih tinggi dari motor pengerak menjadi putaran yang diinginkan (direncanakan). Roda gigi tersebut dihubungkan dengan meja putar yang ada pada bagian sambungan antara menara atau tiang utama dengan lengan. Apabila kita ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka kita tinggal menghidupkan motor penggerak yang akan memutar roda gigi tersebut.
4.      Raiload Crane







2.2.4 Railroad crane
Railroad crane adalah tipe crane yang dijalankan di atas kereta api. Kegunaan utama railroad crane adalah mengangkat peralatan sepanjang rel kereta api, perawatan pekerjaan perkereta apian dan membersihkan lintasan kecelakaan kereta api. Meskipun di desain untuk keperluan yang berbeda, tetapi railroad crane mempunyai sistem kerja dan peralatan yang sama seperti badan crane yang dapat berputar, perbedaannya adalah railroad crane ditempatkan diatas chasis kereta api dengan roda pejal.
5.      Container crane









2.2.5 Container Crane
Container Crane atau  Portainer  adalah crane yang digunakan untuk membongkar atau memuat peti kemas dari dan ke dermaga ke kapal peti kemas atau memindahkan peti kemas dari satu tempat ketempat lain di dalam terminal peti kemas.
Peti kemas yang diangkat, dipindah adalah peti kemas ISO yang berukuran panjang 20, 40 dan 45 kaki yang dari truk chasis bergerak dibawah crane, kemudian diangkat keatas dan kemudian ke kapal dan sebaliknya. Crane bergerak diatas rel, sehingga posisi crane hanya bisa bergerak menelusuri dermaga.

2.3 Mekanisme kerja Jib crane
a. Mekanisme Pengangkat (hoisting mechanisme).
Digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang dikehendaki. Cara kerja mekanisme pengangkat pada tower crane adalah: motor penggerak menggerakkan atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja. Kemudian dari drum penggulung tersebut diteruskan kesistem puli. Setelah itu kabel baja tersebut pada ujungnya dipasang kait, yang fungsinya untuk menaruh muatan yang akan dipindahkan. Apabila mau melakukan pengangkatan atau penurunan muatan maka kita tinggal menghidupkan motor penggerak yang akan memutar drum penggulung kabel baja tersebut.
b. Mekanisme Penjalan (traveling mechanisme).
Digunakan untuk memindahkan muatan (beban) sepanjang lengan crane (pengangkat) secara horizontal. Cara kerja mekanisme gerak berjalan (trolley) pada tower crane adalah motor penggerak yang dihubungkan lengan drum penggulung kabel baja pada mekanisme berjalan yang bekerja menarik atau mengulur kabel baja yang dihubungkan dengan sistem puli yang pada ujung kabel baja tersebut disambungkan dengan trolley yang dapat bergerak sepanjang lengan pengangkat tersebut.

c. Mekanisme Pemutar (slewing mechanisme).
Adapun prinsip kerja yang dapt dilakukan oleh pillar jib crane yaitu untuk gerakan slewing, pertama motor menggerakkan gear dengan lintasan gear besar yang bertumpu pada pillar, agar dapat bergerak ke kiri maupun kekanan. Dalam gerakan ini,supaya pillar jib crane tetap aman, maka didalam pillar terdapat poros yang berfungsi sebagai penumpu beam pada pilar, untuk mengunci antara pillar dan beam maka di tambah dengan poros yang lebih besar didalam pillar, kemudian dikunci dengan pasak.  Apabila kita ingin mengoperasikan mekanisme putar, maka kita tinggal menghidupkan motor penggerak yang akan memutar roda gigi tersebut.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Spesifikasi Jib Crane
Type                                 : Pillar Jib Crane
SWL                                 : 500 kg
Tinggi pengangkatan        : 1 m
Tinggi keseluruhan           : 3 m
Panjang span                    : 2 m

3.2 Spesifikasi material
Profil Girder
Material                            : Aluminium 6061 T6
Ultimate Strength (σu)     : 310 Mpa        : 310 N/mm²
Yield Strength (σy)          : 276 Mpa        : 276 N/mm²
Modulus of Elasticity      : 68.9 Gpa       : 68900 N/mm²
Profil Pillar
Material                            : Aluminium 6061 T6
Ultimate Strength (σu)     : 310 Mpa        : 310 N/mm²
Yield Strength (σy)          : 276 Mpa        : 276 N/mm²
Modulus of Elasticity      : 68.9 Gpa       : 68900 N/mm²

3.3 Perhitungan Jib crane
a. Perhitungan Profil Girder
     Lampiran 1
b. Perhitungan Profil Pillar
     Lampiran 2
c. Defleksi pada Girder
     Lampiran 3

d.   Defleksi pada profil
Lampiran 4
e.    Perhitungan pully
Lampiran 5
f.     Perhitungan daya motor
Lampiran 6
g.    Perhitungan poros
Lampiran 7

3.4  Analisa jib crane
Setelah bagian-bagian crane di assembly, maka dilakukan analisa pada software inventor untuk mengetahui tegangan yang terjadi saat crane beroperasi.













3.4.6  Assembly Pillar Jib Crane



Setelah assembly selesai, tekan toolbar environment pada inventor, kemudian pilih create simulation,selanjutnya pilih material yang digunakan dengan klik assign pilih aluminium 6061, fix atau jepit pada bagian bawah penumpu crane untuk beban/load isi dengan SWL dikalikan dengan safety factor atau 1850 N letakkan diujung span jib crane karena letak pembebanan pada jib crane terpusat pada ujungnya. Sebelum melakukan simulasi, klik mesh pada toolbar, hingga tampilan berubah menjadi seperti berikut.














3.4.6  Mesh view

Sesudah muncul tampilan objek seperti gambar ditas klik simulation pada toolbar untuk mengetahui tegangan yang terjadi pada jib crane yang direncanakan, tunggu hasil analisa hinnga tampilan berubh menjadi seperti dibawah ini.














3.4.7  Simulate view












3.4.8  Result of simulation

Setelah muncul tegangan pada inventor, kalkulasikan dengan perencanaan material yang digunakan yaitu aluminium dengan yield stress 276 Mpa diambil sepertiganya yaitu 92 Mpa. Sedangkan diinventor tertulis 67.43 Mpa jadi hasil dari perencanaan memenuhi.
Untuk perhitungan berat konstruksi pada pillar jib crane, dapat diketahui jika semua bagian sudah di assembly kemudian klik kanan pada bagian kiri inventor pilih iproperties tekan physical dan klik update untuk mengetahui massa dari crane yang dibuat dan lihat pada kolom mass tertulis angka 185.910 kg














3.4.8  Weight of Pillar Jib Crane (kg)
















3.4.9  Deflection of Pillar Jib Crane
                        Hasil defleksi pada perhitungan diperoleh hasil 0.721 mm sedangkan hasil defleksi pada inventor yaitu 0.6977 mm. Jadi untuk hasil defleksi memenuhi karena tidak melebihi hasil dari perhitungan.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari perencanaan pembuatan pillar jib crane dengan SWL 500 kg dan berat konstruksi 180 kg yaitu :
a. Material yang digunakan yaitu aluminium dengan spesifikasi :
- Profil Girder
Material                            : Aluminium 6061 T6
Ultimate Strength (σu)     : 310 Mpa        : 310 N/mm²
Yield Strength (σy)          : 270 Mpa        : 270 N/mm²
Modulus of Elasticity      : 68.9 Gpa       : 68900 N/mm²
-   Profil Pillar
Material                            : Aluminium 6061 T6
Ultimate Strength (σu)     : 310 Mpa        : 310 N/mm²
Yield Strength (σy)          : 270 Mpa        : 270 N/mm²
Modulus of Elasticity      : 68.9 Gpa       : 68900 N/mm²
b. Hasil tegangan pada perhitungan : 1/3 x 276 Mpa = 92 Mpa
Sedangkan hasil analisa tegangan pada inventor yaitu : 67.43 Mpa.
c. Berat konstruksi yang ditentukan adalah : 180 kg
Pada analisa berat konstruksi : 185.910 kg.
d. Perhitungan defleksi pillar jib crane diperoleh hasil : 0.721 mm
Hasil yang diperoleh dari inventor adalah : 0.6977 mm

4.2 SARAN
a. Bila dari hasil analisa melebihi perhitungan, untuk memperkecil tegangan pada crane dapat dilakukan dengan cara memperbesar ketebalan pada bagian crane dan sebaliknya bila hasil tegangan pada analisa kecil atau kurang dari perhitungan maka untuk memperbesar yaitu dengan memperkecil ketebalan benda.
b. Untuk simulasi pada software inventor pastikan semua sudah di constraint semua, karena bila masih ada yang belum diconstraint saat assembly benda kerja tidak dapat disimulasi.
c. Dalam pemilihan material gunakan material yang sesui dengan kebutuhan, untuk kapal yang tidak terlalu besar diharuskan menggunakan jenis crane yang bermaterial ringan namun kuat.